Telur Paskah berasal dari tradisi kesuburan kaum Indo-Eropa dimana telur merupakan simbol musim semi. Di masa silam, di Persia,
orang biasa saling menghadiahkan telur pada saat perayaan musim semi,
yang bagi mereka juga menandakan dimulainya tahun yang baru.[rujukan?]
Pada abad-abad pertama kekristenan,
tradisi ini sulit dihapus karena hari Paskah memang kebetulan jatuh
pada setiap awal musim semi. Perayaan musim semi selalu dirayakan dengan
meriah mengiringi kegembiraan meninggalkan musim dingin.
Tumbuh-tumbuhan dan bunga mulai tumbuh dan bermekaran, dan suasana
keceriaan seperti ini menjadi saat yang tepat untuk membagi-bagikan
hadiah.
Membagi-bagikan telur pada hari Paskah akhirnya diterima oleh gereja selain untuk merayakan datangnya musim semi, juga karena telur memberikan gambaran/simbol akan adanya kehidupan. Dalam Kristen, telur mendapatkan makna religius, yaitu sebagai simbol makam batu dimana Yesus keluar menyongsong hidup baru melalui kebangkitan-Nya. Selain itu ada alasan yang sangat praktis menjadikan telur sebagai tanda istimewa Paskah, yaitu karena dulu telur merupakan salah satu makanan pantang selama Masa Prapaskah.
Umat Kristen sejak awal telah mewarnai telur-telur Paskah dengan
warna-warna cerah, meminta berkat atasnya, menyantapnya, serta
memberikannya kepada teman dan sahabat sebagai hadiah Paskah.
Tradisi telur Paskah berkembang di antara bangsa-bangsa Eropa Utara dan di Asia. Tetapi, di Eropa Selatan dan juga di Amerika Selatan, tradisi telur Paskah tidak pernah menjadi populer.
Tradisi
Pada abad pertengahan, menurut tradisi telur-telur dibagikan pada Hari Raya Paskah kepada semua pelayan. Terdapat catatan bahwa Raja Edward I dari Inggris
(1307) memerintahkan agar 450 butir telur direbus menjelang Paskah,
diberi warna atau dibungkus dengan daun keemasan, yang kemudian akan
dibagi-bagikannya kepada seluruh anggota keluarga kerajaan pada Hari
Raya Paskah.
Telur Paskah biasanya dibagikan kepada anak-anak sebagai hadiah
Paskah bersama dengan hadiah-hadiah lain. Kebiasaan ini berakar kuat di
Jerman di mana telur-telur disebut Dingeier (telur-telur yang dihutang). Sehingga berkembanglah berbagai macam pantun di Perancis, Jerman, Austria dan Inggris, di mana anak-anak, bahkan hingga sekarang, menuntut telur-telur Paskah sebagai hadiah mereka.
Di beberapa daerah di Irlandia, anak-anak mengumpulkan telur-telur angsa dan bebek sepanjang Pekan Suci, untuk diberikan sebagai hadiah pada Minggu Paskah. Sebelumnya, pada Minggu Palma,
mereka membuat sarang-sarang kecil dari batu, dan sepanjang Pekan Suci
mereka mengumpulkan sebanyak mungkin telur, menyimpannya dalam
sarang-sarang batu mereka yang tersembunyi. Pada Minggu Paskah, mereka
memakan semuanya, membaginya dengan anak-anak lain yang masih terlalu
kecil untuk mengumpulkan telur-telur mereka sendiri.
Orang-orang dewasa juga memberikan telur-telur sebagai hadiah di
Irlandia. Jumlah telur yang akan dihadiahkan ditentukan menurut
peribahasa kuno di kalangan rakyat Irlandia: Satu telur untuk pria
sejati; dua telur untuk pria terhormat; tiga telur untuk yang miskin;
empat telur untuk yang termiskin/pengemis.
Hiasan
Di kebanyakan negara, telur-telur diberi warna polos dengan pewarna dari tumbuh-tumbuhan. Di kalangan orang Kasdim, Suriah dan Yunani, umat saling menghadiahkan telur-telur berwarna merah demi menghormati darah Kristus. Di daerah-daerah di Jerman dan Austria, hanya telur-telur berwarna hijau saja yang dipergunakan pada Hari Kamis Putih, tetapi telur-telur yang berwarna-warni dipergunakan selama perayaan Paskah. Orang-orang Slavia membuat pola-pola istimewa dengan emas dan perak.
Di Jerman dan di beberapa negara Eropa tengah, telur-telur yang
dipergunakan untuk memasak hidangan Paskah tidak dipecahkan, melainkan
ditusuk dengan jarum di kedua ujungnya, lalu isinya dikeluarkan dengan
meniupnya ke dalam mangkok. Kulit-kulit telur kosong diberikan kepada
anak-anak untuk dipergunakan dalam berbagai macam permainan Paskah. Di
beberapa daerah di Jerman, kulit-kulit telur kosong tersebut
digantungkan pada semak-semak dan pohon sepanjang Pekan Paskah, mirip
pohon Natal. Orang-orang Armenia menghiasi kulit telur kosong mereka dengan gambar-gambar Kristus yang Bangkit, Bunda Maria, dan gambar-gambar religius lainnya, untuk diberikan kepada anak-anak sebagai hadiah Paskah.
Permainan
Masa Paskah merupakan masa bermain-main dengan telur di seluruh
daratan Eropa. Lomba telur tumbuk dengan berbagai macam variasinya
banyak dilakukan di Suriah, Irak, dan juga Iran. Di Norwegia, permainan itu disebut knekke
(ketuk). Di Jerman, Austria dan Perancis, telur yang direbus keras
digelindingkan di lapangan atau bukit dan saling diadu. telur yang tetap
tak retak hingga akhir dinyatakan sebagai telur kemenangan. Permainan ini amat digemari di Amerika Serikat lewat pesta telur gelinding di lapangan Gedung Putih di Washington.
Tradisi umum lainnya di antara anak-anak adalah perlombaan mencari
telur, baik di dalam rumah maupun di kebun pada hari Minggu Paskah. Di
Perancis, anak-anak mendengarkan dongeng bahwa telur-telur Paskah
dijatuhkan dari lonceng-lonceng gereja dalam perjalanan mereka kembali
dari Roma. Di Jerman dan Austria, keranjang-keranjang kecil berisi
telur, kue-kue serta permen diletakkan di tempat-tempat tersembunyi, dan
anak-anak percaya bahwa kelinci Paskah, yang juga begitu populer di
negeri ini, telah meletakkan telur-telur itu beserta permennya.
Di Rusia dan Ukraina dan juga Polandia,
orang memulai santapan Paskah mereka dengan penuh sukacita setelah masa
puasa Prapaskah yang panjang dengan sebutir telur yang telah diberkati
pada hari Minggu Paskah. Sebelum duduk makan, sang bapak akan dengan
hati-hati membagikan sepotong bagian kecil dari telur Paskah kepada
setiap anggota keluarga dan para tamu, sembari mengucapkan selamat
berbahagia di hari yang kudus ini. Sebelum mereka memakan telur bagian
mereka dalam keheningan, mereka tidak akan duduk untuk menyantap jamuan
Paskah mereka.
Serba-serbi
Telur paskah yang termahal di dunia adalah hasil kreasi dari seorang seniman asal Perancis Peter Carl Fabergé (1846 - 1920) harga per telurnya tidak ada yang di bawah sepuluh juta dollar AS. Pada perayaan Paskah 1884, Faberge membuatkan telur hias dari emas dengan dibubuhi intan dan berlian untuk Tsar Alexander III.
Telur hias itu dibuat sebagai hadiah bagi permaisuri Tsar. Faberge
membuat telur hias kurang lebih sebanyak 54 butir. Sekarang, delapan
butir di antaranya raib. Sisanya dikoleksi oleh orang-orang terkaya di
dunia, termasuk Ratu Inggris dan anggota Kerajaan Monako [1]
Galeri
-
Telur Paskah dari Kroasia
-
Telur Paskah dari Ceko
-
Drapanka dari Polandia
-
Telur Paskah Sorbia
-
Telur Paskah dari Wina
-
-
Pisanka Belorusia
Sumber
- "Easter Symbols and Food" dari The Easter Book karangan Fr. Francis S. Weiser
Tidak ada komentar:
Posting Komentar